Universitas ‘Aisyiyah Surakarta Gelar Kegiatan Pengabdian Masyarakat: Pendidikan Kesehatan untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin pada Remaja dan Pemanfaatan Kaldu Tulang untuk MP-ASI

Sukohajo, 23 Juni 2024 – Universitas Aisyiyah Surakarta (Aiska) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitar. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Ahad tanggal 23 Juni 2024 dan dihadiri oleh 62 peserta dari ibu-ibu Aisyiyah ranting Sayangan, Blimbing, Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo. Para peserta terdiri dari ibu-ibu yang memiliki peran penting dalam keluarga dalam menjaga kesehatan dan gizi anak-anak mereka. Pada kesempatan tersebut, bu Rina Sri Widayati, S.Keb, SKM, M.Kes memberikan edukasi tentang pemanfaatan daun kelor untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja. Selain itu, penkes tentang pemanfaatan kaldu tulang untuk MP-ASI juga disampaikan oleh bu Sri Kustiyati, SST, M.Keb.

Menurut bu Rina Sri Widayati, penggunaan daun kelor sebagai sumber zat besi dan nutrisi penting lainnya dapat membantu dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja. Hal ini penting karena kadar hemoglobin yang rendah dapat berdampak negatif pada kesehatan. Pemanfaatan daun kelor untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja merupakan langkah penting dalam mencegah anemia, yang dapat berdampak langsung pada kesehatan dan kualitas hidup generasi muda. Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin dalam darah rendah, dan dapat menyebabkan kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah kesehatan lainnya yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Daun kelor telah dikenal kaya akan zat besi, vitamin A, vitamin C, dan zat-zat gizi lainnya yang esensial untuk kesehatan tubuh, termasuk dalam proses pembentukan hemoglobin. Dengan memanfaatkan daun kelor secara efektif, diharapkan dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, menjadi generasi emas yang tangguh dan bebas dari risiko stunting. Upaya ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga berpotensi untuk memperkuat fondasi kesehatan generasi masa depan. Dengan menjaga kualitas gizi dan kesehatan remaja melalui pemanfaatan sumber daya alam yang ada, diharapkan dapat menciptakan efek positif jangka panjang bagi masyarakat secara keseluruhan.

Sebagai pelengkap, bu Sri Kustiyati juga memberikan informasi tentang pemanfaatan kaldu tulang untuk MP-ASI. Dalam penyampaiannya, beliau menjelaskan manfaat dari kaldu tulang sebagai sumber nutrisi yang dibutuhkan dalam tahap pengenalan makanan pada anak. Pemanfaatan kaldu untuk MP-ASI merupakan strategi yang penting dalam upaya pencegahan stunting pada anak-anak. Stunting adalah kondisi dimana anak mengalami pertumbuhan terhambat akibat kekurangan gizi kronis, yang dapat berdampak serius pada perkembangan fisik, kognitif, dan sosial mereka. MP-ASI atau makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi ketika mereka mencapai usia 6 bulan, ketika ASI saja tidak lagi mencukupi kebutuhan gizi mereka. Kaldu, khususnya kaldu tulang, merupakan sumber nutrisi yang kaya akan zat gizi penting seperti protein, kalsium, fosfor, dan kolagen. Penggunaan kaldu dalam MP-ASI dapat memberikan tambahan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal anak-anak. Nutrisi yang cukup dan seimbang pada usia dini sangat penting untuk mendukung perkembangan otak, tulang, dan organ tubuh lainnya, serta meminimalkan risiko stunting. Selain itu, kaldu juga memiliki rasa yang lezat dan mudah dicerna oleh bayi, sehingga dapat membantu memperkenalkan variasi rasa dan tekstur pada makanan pendamping ASI mereka. Ini penting untuk mengembangkan preferensi makanan yang sehat sejak dini, yang pada gilirannya dapat membentuk pola makan yang baik sepanjang hidup. Melalui edukasi dan implementasi pemanfaatan kaldu untuk MP-ASI, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan praktik gizi yang baik di kalangan orang tua dan caregiver.

Acara ditutup dengan pembagian bibit pohon kelor kepada peserta agar dapat ditanam di sekitar pekarangan mereka masing-masing dengan memanfaatkan lahan kosong. Pentingnya edukasi dan implementasi praktik-praktik kesehatan seperti ini menjadi bagian integral dari upaya preventif dan promosi kesehatan yang dilakukan oleh berbagai lembaga pendidikan dan kesehatan, termasuk universitas seperti Universitas Aisyiyah Surakarta. Melalui pengetahuan dan aksi nyata seperti ini, diharapkan Indonesia dapat membangun generasi yang kuat, sehat, dan produktif untuk masa depan yang lebih baik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat dan dapat diterapkan oleh peserta dalam kehidupan sehari-hari. Universitas Aisyiyah Surakarta juga berharap melalui kegiatan ini, dapat terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar. Menurut bu Rina Sri Widayati, penggunaan daun kelor sebagai sumber zat besi dan nutrisi penting lainnya dapat membantu dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja. Hal ini penting karena kadar hemoglobin yang rendah dapat berdampak negatif pada kesehatan. Pemanfaatan daun kelor untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja merupakan langkah penting dalam mencegah anemia, yang dapat berdampak langsung pada kesehatan dan kualitas hidup generasi muda. Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin dalam darah rendah, dan dapat menyebabkan kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah kesehatan lainnya yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

Daun kelor telah dikenal kaya akan zat besi, vitamin A, vitamin C, dan zat-zat gizi lainnya yang esensial untuk kesehatan tubuh, termasuk dalam proses pembentukan hemoglobin. Dengan memanfaatkan daun kelor secara efektif, diharapkan dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, menjadi generasi emas yang tangguh dan bebas dari risiko stunting. Upaya ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga berpotensi untuk memperkuat fondasi kesehatan generasi masa depan. Dengan menjaga kualitas gizi dan kesehatan remaja melalui pemanfaatan sumber daya alam yang ada, diharapkan dapat menciptakan efek positif jangka panjang bagi masyarakat secara keseluruhan. Sebagai pelengkap, bu Sri Kustiyati juga memberikan informasi tentang pemanfaatan kaldu tulang untuk MP-ASI. Dalam penyampaiannya, beliau menjelaskan manfaat dari kaldu tulang sebagai sumber nutrisi yang dibutuhkan dalam tahap pengenalan makanan pada anak. Pemanfaatan kaldu untuk MP-ASI merupakan strategi yang penting dalam upaya pencegahan stunting pada anak-anak. Stunting adalah kondisi dimana anak mengalami pertumbuhan terhambat akibat kekurangan gizi kronis, yang dapat berdampak serius pada perkembangan fisik, kognitif, dan sosial mereka. MP-ASI atau makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi ketika mereka mencapai usia 6 bulan, ketika ASI saja tidak lagi mencukupi kebutuhan gizi mereka. Kaldu, khususnya kaldu tulang, merupakan sumber nutrisi yang kaya akan zat gizi penting seperti protein, kalsium, fosfor, dan kolagen. Penggunaan kaldu dalam MP-ASI dapat memberikan tambahan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal anak-anak. Nutrisi yang cukup dan seimbang pada usia dini sangat penting untuk mendukung perkembangan otak, tulang, dan organ tubuh lainnya, serta meminimalkan risiko stunting.

Selain itu, kaldu juga memiliki rasa yang lezat dan mudah dicerna oleh bayi, sehingga dapat membantu memperkenalkan variasi rasa dan tekstur pada makanan pendamping ASI mereka. Ini penting untuk mengembangkan preferensi makanan yang sehat sejak dini, yang pada gilirannya dapat membentuk pola makan yang baik sepanjang hidup. Melalui edukasi dan implementasi pemanfaatan kaldu untuk MP-ASI, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan praktik gizi yang baik di kalangan orang tua dan caregiver. Acara ditutup dengan pembagian bibit pohon kelor kepada peserta agar dapat ditanam di sekitar pekarangan mereka masing-masing dengan memanfaatkan lahan kosong. Pentingnya edukasi dan implementasi praktik-praktik kesehatan seperti ini menjadi bagian integral dari upaya preventif dan promosi kesehatan yang dilakukan oleh berbagai lembaga pendidikan dan kesehatan, termasuk universitas seperti Universitas Aisyiyah Surakarta. Melalui pengetahuan dan aksi nyata seperti ini, diharapkan Indonesia dapat membangun generasi yang kuat, sehat, dan produktif untuk masa depan yang lebih baik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat dan dapat diterapkan oleh peserta dalam kehidupan sehari-hari. Universitas Aisyiyah Surakarta juga berharap melalui kegiatan ini, dapat terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.